Best Scented Candles

Fragrance Many males and females choose fragrant candle lights. Aromatic candle lights are typically used nowadays. They can assist in producing the perfect atmosphere. They have actually ended up…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Terdegradasi

Kami percaya ada surga dalam hunian anda. Mari wujudkan dengan furnitur dan desain interior yang tepat dari **** by *******.com. Kami bervisi untuk menghadirkan desain yang accessible sekaligus menghadirkan pengalaman tanpa repot dalam dalam mengisi hunian baru atau melakukan renovasi. Memiliki tim yang spesialis yang berpengalaman, kami melayani semua pengerjaan mulai dari desain interior gratis, fit-out interior, furnishing dengan furnitur *******.com, desain kitchen set, furnitur custom, pengerjaan sipil, hingga mempermanis hunian dengan dekorasi dan aksesoris.

Semua orang dapat menjadi desainer. Anda dapat menggunakan berbagai pilihan warna dan metode untuk menciptakan kesan yang berbeda sesuai dengan kegunaan ruangan. Jika Anda telah memiliki desain ruang impian tetapi tidak tahu bagaimana untuk memulai, ******* Custom Furniture memiliki solusi dengan menyediakan semua kebutuhan untuk kabinet dapur, lemari, kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dan beragam jenis pintu. Tersedia berbagai macam pilihan materi dan desain yang ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ruangan.

Penataan ruang yang maksimal akan menghadirkan kesan luas saat ruang terbuka dalam rumah difungsikan menjadi living room.

Mendekorasi area tangga dengan hiasan dinding dan barang-barang hobi, menjadikan rumah lebih hidup dan berwarna.

Berkonsep modern namun tetap selaras dengan iklim tropis melalui penggunaan material kayu pada teras hunian. Kayu ini dapat diaplikasikan pada lantai, plafon, hingga furnitur di area teras.

Meja makan kayu lipat yang dicat putih serta kitchen set berwarna serupa untuk mempertahankan konsistensi monokromatis dengan lantai parquet dari kayu cemara. Dengan pencahayaan alami dari ceiling kaca membuat dapur mungil terasa luas.

Untuk mengimbangi warna abu-abu pada dinding beton ekspos, kamar mandi ini menggunakan colour-changing shower screen.

Ya, seperti inilah cerminan dunia desain interior di Indonesia yang dipenuhi oleh promo-promo menggiurkan alias edukasi pragmatis kepada masyarakat awam. Tentu saja stakeholder yang melakukan hal ini ialah industri ritel di bidang produk interior yang memang secara visi misi dan naluri berusaha untuk mencari untung sebanyak-banyaknya, karena desainer interior yang telah terkualifikasi dengan baik sudah tentu tidak akan terlalu melakukan manuver marketing yang terlalu masif. Sesuai kode etik desain interior yang telah ditentukan oleh HDII ( Himpunan Desainer Interior Indonesia ), desainer interior tidak boleh terlalu memasarkan dirinya, dalam arti strategi pemasaran yang dilakukan harus mengangkat derajat profesi desainer interior itu sendiri, bukan justru sebaliknya yang justru menjatuhkan wajah profesi desainer interior di mata masyarakat. Contoh strategi pemasaran yang tidak tepat ialah dengan memasang poster dan spanduk di tempat yang tidak selayaknya. Seperti menempel poster di batang pohon, menggantung spanduk di pinggir jalan, atau memasang papan reklame di sebuah sudut kota.

Yang menjadi permasalahan bukanlah titel industri ritel interior dan furnishing itu sendiri, namun terlalu banyaknya pelaku yang melakoni bidang interior Furnitur and Home Decor dengan pendekatan-pendekatan pragmatis pada artikel-artikel di website yang bersangkutan, disertai publikasi yang masif. Sementara publikasi karya desain interior di bidang public space masih belum digencarkan. Memang ada media-media publikasi arsitektur dan desain yang mengulas tentang karya desain interior restoran, hotel, dan bandara. Namun perlu diketahui restoran, cafe, hotel, dan bandara adalah objek-objek desain interior yang memang familier di masyrakat, karena memang masyarakat sering beraktifitas di sana. Namun bagaimana dengan objek-objek desain interior seperti museum, galeri, sekolah, sekolah luar biasa, sekolah inklusi, daycare, rumah sakit, co-working space, command room, accomodation barge, cruise, planetarium, auditorium, perpustakaan, stasiun kereta api, pelabuhan, community center, sleeper train, dan objek-objek desain interior lainnya yang belum banyak terekspos? Hal ini menjadi perkerjaan rumah bagi media-media publikasi arsitektur dan desain interior untuk lebih gencar mempublikasikan objek-objek desain interior yang memiliki tingkat kompleksitas sangat tinggi dengan maksud untuk mengangkat derajat profesi desainer interior itu sendiri. Walaupun usaha ini sepertinya tidak menutup kemungkinan akan menemui jalan terjal. Dikarenakan beberapa objek interior merupakan sebuah area yang privat. Oleh karena itu institusi pengelola membuat diktum untuk tidak membuka area tersebut ke khalayak umum demi alasan keamanan, kecuali dengan proses izin yang kemungkinan besar bersifat birokratis. Disamping itu, tidak adanya objek yang layak untuk dipublikasan juga dapat menjadi faktor penghambat. Karena tidak semua objek desain interior di Indonesia sudah memiliki desain yang memang layak untuk dipublikasikan. Namun hal ini memilik sisi positif bagi desainer interior untuk bekerja keras meningkatkan kualifikasinya agar dipercaya oleh pemerintah maupun institusi untuk mengerjakan objek desain interior yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.

Mengapa saya mengatakan publikasi desain interior di bidang Furniture and Home Decor yang terlalu masif alias tidak diimbangi dengan publikasi karya desain interior yang lain dapat mendegradasi derajat profesi desainer interior? Dari sudut pandang akademis jika kita kembali ke kurikulum desain interior di bangku kuliah, ketika seorang mahasiswa desain interior masuk pada semester tiga untuk mengambil mata kuliah Desain Interior 1 objek desain interior yang dikembangkan adalah apartemen, berlajut ke Desain Interior 2 yaitu kombinasi hunian dan retail, Desain Interior 3 yaitu kantor, dan yang terakhir adalah Desain Interior 4 yaitu fasilitas publik. Masing-masing objek desain interior yang dijadikan proyek untuk dijadikan bahan latihan oleh mahasiswa yang masih belajar memiliki tingkat kompleksitas sesuai tingkatannya masing-masing. Dimana masing-masing tingkatan memiliki luasan terdesain minimal serta penekanan premis tertentu. Permasalannya adalah objek yang paling banyak dikerjakan oleh desainer interior adalah hunian, baik berupa rumah tinggal maupun apartemen yang mana menurut hierarki akademis merupakan objek desain interior dengan tingkat kompleksitas paling rendah.

Memang terlalu naif jika kita mengatakan pekerjaan desain interior rumah tinggal adalah pekerjaan desain yang rendah dan mudah. Toh pada kenyataannya dalam mendesain proyek desain interior hunian, seorang desainer interior harus tetap memperhatikan hal-hal esensial yang bersifat teknikal dan saintifik. Seperti standar ergonomi, material yang sehat dan aman, psikologi warna, penghawaan, pencahayaan yang baik, mekanikal elektrikal, bahkan konstruksi bangunan. Namun perlu diingat, proyek interior hunian lebih identik dengan styling and decorating walaupun seorang desainer interior juga sangat bertanggung jawab dalam aspek-aspek yang lain seperti kenyamanan dan keamanan. Keidentikan ini disebabkan oleh penekanan proyek desain interior rumah tinggal yang lebih condong kepada pencarian karakter dari pemilik hunian, sehingga sebuah hunian paling tidak harus representatif terhadap karakter pengguna. Dalam proyek interior hunian, desainer interior lebih banyak melakukan brainstorming untuk mencari bentukan visual yang visual yang menarik. Estetika adalah premis yang paling esensial dalam proyek desain interior hunian.

Oleh karena itu jika sebuah media online maupun cetak terlalu banyak mempublikasikan proyek desain interior hunian, tanpa berusaha mengedukasi masyarakat dengan publikasi karya desain interior yang berskala besar dan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, hal ini akan berpotensi untuk menstigmatisasi profesi desain interior sendiri. Stigma seperti apa? Stigma yang terbentuk dari paradigma masyarakat yang tidak bisa membedakan antara peran desainer interior dan dekorator interior, karena proyek desain interior hunian adalah proyek yang kemungkinan besar tidak dapat mengeluarkan seluruh kemampuan seorang desainer interior. Sehingga dalam proyek desain interior hunian, seorang desainer interior hanya dapat mengeluarkan sebagian kemampuan setara sedikit lebih tinggi dengan kualifikasi seorang dekorator, karena kemampuan-kemampuan lainnya memang tidak terlalu dibutuhkan dalam proyek ini.

Stigma ini dikhawatirkan akan menjadikan profesi desainer interior sebagai pekerjaan yang mudah diremehkan karena overgeneralisir oleh masyarakat dengan profesi dekorator interior. Perlu diketahui bahwa untuk menjadi seorang dekorator interior tidaklah perlu untuk mengambil studi yang terlalu tinggi. Belajar otodidak pun dapat dilakukan dengan mudah sekali melalui pinterest dan webstite insprasi desain lainnya. Kalau pun ingin mengambil studi jurusan interior decoration, tingkatan yang paling tinggi adalah program diploma tiga dan yang paling rendah adalah diploma satu atau short course. Dan program interior decoration sendiri masih jarang ditemui di Indonesia namun banyak pelaku yang melakoni bidang ini dengan belajar otodidak. Bahkan berdasarkan pengalaman teman saya selama kerja praktik pada saat kuliah, ada beberapa firma konsultan desain interior yang memiliki owner yang tidak memiliki latar belakang pendidikan desain interior. Hal ini akan berpotensi menjadi batu sandungan bagi desainer interior untuk mendapatkan proyek, terutama dari calon klien yang memang memiliki selera seni yang cukup baik. Mereka akan mereka tidak merasa worth to hire seorang desainer interior untuk mendesain hunian mereka. Karena yang mereka tahu dari media-media desainer interior adalah profesi yang sama saja dengan dekorator interior. Templak-templok warna, tukang gordyn, tukang sofa, tukang karpet, tukang lampu. Karena terlalu banyak karya-karya yang dipublikasikan namun sesungguhnya itu tidak mengekspos kualifikasi seorang desainer interior yang sesungguhnya.

Sudah terlalu banyak media publikasi arsitektur dan desain yang terlalu banyak mengekspos proyek desain interior hunian. Lebih parahnya lagi, mayoritas karya-karya desain interior yang dimuat adalah karya yang bergaya classic dan luxury. Oleh karena itu, media yang memuat karya desain interior high-end ini selalu identik dengan food, travel, dan lifestyle. Contoh media yang memuat karya desain interior luxury adalah Style and Decor, Home Living, dan Indonesia Design. Hal ini akan semakin melambungkan stigma bahwa desain interior hanyalah untuk kalangan atas. Walaupun diluar media tersebut masih ada media yang berusaha menampilkan karya-karya desain interior kontemporer, green, suistainable, dan lebih membumi seperti IDEA Magazine, Casa Indonesia, Asrinesia, dan Archinesia Bookgazine.

Memang saat ini sudah ada media publikasi yang menampilkan karya-karya desain yang memiliki skala besar dengan tingkat kompleksitas yang cukup tinggi, yaitu Archinesia Bookgazine, salah satu produk dari IAAW ( Imelda Akmal Architectural Writer ) Studio. Ragam karya yang mayoritas ditampilkan adalah public space, hospitality, dan commercial building. Namun secara konten materi Archinesia Bookgazine masih condong kepada pendekatan arsitektur dalam mengulas sebuah karya.

Menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi media publikasi desain interior untuk lebih berani mengubah haluan agar lebih terbuka terhadap publikasi karya-karya desain interior yang lain. Misalnya saja sebuah media membuat buku tentang karya desain interior galeri. Maka pembaca akan tahu pendekatan dan skill apa saja yang diperlukan untuk mendesain sebuah galeri. Dan seorang desainer interior yang baik pasti mengetahui, untuk membuat sebuah galeri diperlukan atensi kepada beberapa aspek. Yaitu pengetahuan umum ( tentang fungsi galeri ) yang memadai, zoning yang baik, standar pencahayaan, jenis lampu, standar signage, wayfinding yang informatif, dan update pengaplikasian teknologi terkini. Atau misalkan terbit sebuah buku tentang karya desain interior terminal bandara. Maka desainer interior harus memperhatikan aspek-aspek seperti zoning yang jelas, pengetahuan regulasi, sistem keamanan, sistem utilitas, standar material, pemilihan material yang aman dan less maintanance, standar signage dan wayfinding yang baik, update pengaplikasian teknologi terkini, dan fasilitas duduk yang tepat. Hal ini akan menjadi sempurna jika konten materi yang disajikan bukanlah penjelasan-penjelasan pragmatis seperti yang ada pada artikel-artikel di website perusahaan ritel Furniture and Home Decor dan majalah-majalah inspirasi. Paling tidak bobot materi yang disajikan ekuivalen seperti yang ada di Archinesia Bookgazine, tidak terlalu ringan seperti pada majalah insprasi serta artikel tips n trick interior decorating dan juga tidak terlalu berat seperti teks jurnal-jurnal akedemik di kampus. Tak jarang dalam rubrik di Archinesia Bookgazine terdapat catatan kaki. Sebuah kombinasi antara teks jurnal ilmiah dan artikel insprasi. Bisa dibilang, ringan namun tetap ilmiah.

Dengan begitu, pembaca yang bisa jadi adalah masyarakat umum akan sadar bahwa menjadi seorang desainer interior bukanlah hal yang mudah. Karena dalam mendesain sebuah proyek skala besar dibutuhkan kualifikasi yang mumpuni terhadap aspek-aspek diluar dunia desain itu sendiri. Seperti standar keamanan, standar material, isu lingkungan, isu sosial, budaya, konstruksi, standar manajemen proyek, dan pengetahuan teknologi terapan. Dengan metode publikasi seperti ini, harapan kedepannya adalah profesi desainer interior di mata masyarakat akan lebih dihargai, diapresiasi, dan bernilai service tinggi.

Add a comment

Related posts:

How to Organize Successful Corporate Team Building Events

Corporate team building activities are becoming more popular as businesses realise you can’t just throw a bunch of random employees in an office and expect them to get along. Additionally, it is…

A Rocky Relationship at Regis

It makes sense that Regis University is publically supporting the local Colorado Rockies during their playoff run. When the Denver-based baseball team won their wild card game, the university sent…

How to use Protected Folders in Windows 10

If you wish to have all the perks of being certified with the exam, you should checkout the CCNP 300–810 Dumps offered in the EveDumps’s Bootcamp Program. Ransomware is one of the biggest threats…